Thursday, March 2, 2017

Doktrin Tentang Allah

Doktrin Tentang Allah
(Mengungkapkan Kesiapaan Allah Menurut Pengalaman Spritual Tokok-Tokoh Alkitab dan Para Penulis Alkitab)

I.                   Pendahuluan
Allah sebagai pencipta adalah topik yang tidak asing lagi untuk kita bahas. Allah menciptakan segala sesuatu yang ada di dalam bumi ini. Salah satu bukti cinta kasih Allah terhadap manusia adalah penyediaan makanan terhadap alam. Oleh karena itu alam di pandang sebagi suatu lingkungan tertentu yang melindungi kita, kita di panggil untuk hidup sebagai teman-teman yang hidup dari alam. Segala sesuatu yang di bumi, “gunung-gunung, matahari, sungai-sungai, matahari, bulan, poho-pohon, dan bunga-bunga”, semua itu adalah pemberian Allah. Namun, apakah kita mengenal Allah? Dalam Alkitab Allah adalah sesuatu yang di sembah dan yang Abadi(Ul 6:4-5)
Untuk lebih jelasnya, Saya sebagi penyajiakan mencoba memaparkan kesiapan Allah menurut pengalaman spritual tokoh-tokoh Alkitab dan Para penulis Akitab.

II.               Pembahasan
2.1.Sejarah Doktrin Allah
Lahirnya suatu doktrin ajaran atau Dogma Gereja selalu dilatar belakangi suatu upaya Apologetis, yaitu untuk membela dan mempertahankan pemahaman iman Gereja yang dianut. Upaya apologetis tersebut merupakan reaksi terhadap berbagai ancaman yang mengrongrong ajaran Gereja, baik ancaman internal dari dalam, maupun ancaman Eksternal, dari luar. Ancaman dari dalam biasanya karena adanya  suatu perbedaan pandangan dan pemahaman. Ancaman eksternal terhadap Gereja datang dari luar yang mengkritik, mempertanyakan dan merongrong keutuhan persekutuan Gereja. Ancaman tersebut dilakukan dengan serangan-serangan polemik tentang berbagai pokok ajaran Gereja.[1]

2.2. Siapakah Allah?
Secara doktrinal, ajaran Kekristenan memahami bahwa manusia tidak mungkin lagi dapat mengenal, mengetahui dan menemui Allah dengan keberadaan diri-Nya sendiri, memperkenalkan tentang keberadaan-Nya, yang dinyatakan atau di ungkapkan kepada manusia, baik langsung atau tidak langsung, baik ciptaanya atau melalui peristiwa alam, baik melaui suatu perantara maupun tanpa perantara.[2]
Dalam Alkitab, menurut pendefenisian diri Allah dalam  Kel 3:14, Allah memperkenalkan diri sebagai yang selalu akan ada, tetapi sebagai yang selalu akan ada dalam bentuk yang Ia pilih sendiri dari waktu-kewaktu, yaitu: Allah tidak membatasi diri dengan bentuk wahyu tertentu.[3]
Karena Allah tidak terbatas, maka suatu defenisi yang luas dan lengkap tentang Allah merupakan suatu kemustahilan. Sekalipu demikian, kita dapat membuat defenisi sejauh kita mengenal Allah dan tahu tentang DIA. Dan berikut ini ada beberapa defenisi teologis tentang Allah.[4]
·        M. Luther : Allah adalah “ Allah yang tersembunyi dalam kemarahan-Nya dan    Allah menampakkan Diri didalam Anugrah-Nya”.
·         Hollaz : Allah dan ciri-ciri khasnya sesuai dengan tradisi. Allah sendiri berdasarkan 1 Yoh 4:8 didefenisikan sebagai “kasih” dan juga sebagai hakekat rohani yang tak terbatas.
·         Buwsweel :  “Allah adalah Roh, tidak terbatas , kekal, tidak berubah dalam diri-Nya kuasa-Nya, Kemurahan-Nya, dan Kebenaran-Nya.
·         Strong : “ Allah adalah Roh yang tidak terbats dan sempurna; di dalam DIA segala sesuatu bersumber, terpelihara, dan berakhir”.
·         G.W.F. Hegel: Allah bukanlah suatu hakekat Agung yang abstrak, namun Ia mengkongkretisasikan diri-Nya sebagai allah Tritunggal.
2.3. Allah Dalam Pernyataan-Nya
Yang dimaksud dengan peryataan Allah ialah tindakan Allah untuk menyatakan atau memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, yang menjadi manusia dapat mengenal Allahnya atau mempunyai pengetahuan tentang Allah-Nya.[5] Mengenal keberadaan menegenai  Allah, Alkitab tidak memberikan petunjuk-petunjuk berdasarkan akal, tetapi menyajikan pokok-pokok tentang keberadaan-Nya yang yang tak dapat diragukan, misalnya: “pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi “ (Kej 1:1) ; “Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain; (Yes 45:5a).[6]
Kita dapat membuat suatu perumusan bahwa yang terpenting bukanlah pegetahuan tentang Allah, melainkan pengenalan akan Allah. Mengenal itu adalah melebihi hidup dihadapan Tuhan. Dan kita hanya dapat mengenal Tuhan, jika Tuhan menyatakan diri-Nya kepada kita. Namun demikian, pengenalan manusia terhadap Allah hanyalah sepanjang Allah menyatakan dirinNya sendiri, memperkenalkan tentang keberadaanNya, yang dinyatakan atau diungkapkan kepada manusia, baik secara langsung atau tidak langsung, baik melalui ciptaanNya atau melalui peristiwa alam, baik melalui suatu perantara maupun tanpa perantara.[7]

2.4. Allah menurut tokoh-tokoh Alkitab

            2.4.1.      Abraham
Mula-mula namanya adalah Abram, yaitu bapa tinggi luhur yang kemudian diberi nama Abraham, yang artinya bapa orang banyak. Abraham mempunyai hubungan yang erat dengan Allah. Dan kisah tentang Abraham terdapat dalam Kej. 12: 25. Kisah itu dimulai dengan perintah dan janji Allah kepada Abraham yang terus berlangsung sampai penggenapannya. [8] Lalu siapakah Allah bagi Abraham? Allah yang dikenal oleh Abraham adalah Allah yang maha kuasa (Kej. 17: 1), Allah yang menjadi perisai baginya (Kej. 15:1), Allah yang maha tinggi pencipta langit dan bumi (Kej. 14: 22), Allah yang memberkatinya dan yang akan membuat namanya menjadi masyur, memberkati negeri yang telah dijanjikan Allah kepada keturunannya (Kej. 12: 3,7). Abraham menjadi semacam simpul bagi sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa dan suku-suku yang tampil kemudian, sebagai tokoh yang menerima tawaran keselamatan dari Allah. [9]

             2.4.2.      Ishak
Kelahiran Ishak adalah penting, Ishak adalah ahli waris janji-janji Allah, melalui ia janji-janji akan digenapi.[10] Kepada Ishak Allah juga menyatakan dan memperkenalkan diri-Nya, “Akulah Allahmu Abraham......”(Kej. 26: 24). Allah juga menampakkan diri kepadanya ketika ia di Gerar, akan tetapi ketika Ishak ingin meninggalkan tanah itu oleh sebab karena masa kelaparan Allah melarang dia pergi, tetapi menyuruh dia tinggal sebagai orang penumpang dinegeri yang akan disebutkan Allah kepadanya yaitu tanah Gerar. Allah akan menyertai dan akan memberkatinya ; Allah akan meneguhkan sumpah yang telah diiklarkannya kepada Abraham.Allah akan memperbanyak keturunan dalam segala bangsa dibumi dan akan mendapat berkat. Semua ini akan diberi Allah kepada Ishak, oleh karena Abraham telah menuruti Firman Allah dan memelihara kehendak Tuhan.[11]

            2.4.3.      Musa
Ketika Musa melihat semak menyala yang tidak menghanguskan (Kej. 3:1-5). Dan dari penampakan itu Musa melihat rencana Allah yang besar baginya, dan dari pengalaman akan Allah inilah Musa mendapatkan kekayaan hidup baru yang ditawarkan sebagai kemungkinan baru bagi bangsa. Musa mempunyai kedudukan dan peran dalam memperkembangkan kemerdekaan bangsa dalam iman. Musa merupakan sanksi kebesaran Allah yang mau memperhatikan bangsa. [12] Allah akan memperkenalkan diri-Nya kepada Musa dengan sebutan “Aku adalah Aku”. Nama Allah adalah keterangan dari nama Yahwe atau Tuhan (Kej. 3:13-15). Nama Yahwe adalah juga Allah nenek moyang orang Israel. Allah menyuruh Musa untuk memperkenalkan nama-Nya kepada bangsa Israel.[13]

            2.4.4.      Yakub
Menurut Tradisi Yaub adalah cucu Abraham, ia adalah seorang pengembala Yakub dilikiskan sebagi pewaris jiwa dan semangat Abraham yang benar, karena ia taat dan setia kepada rencana Allah seperti leluhurnya. Ia mendirikan tempat-tempat ibadah dimana Allah menyatakan diri dan berbicara dengannya (Kej. 28:13-15).[14] 
Yakub bertemu dengan Allah dibetel, ia mengalami pertemuan dengan Allah melalui mimpi. Dalam maimpinya Yakub menyaksikan para malaikat Allah naik-turun, dan melaihat Yahwe berdiri diatas sebuah tangga, serta mendengarkan Allah mengulangi janji yang dulu diberikan kepada Abraham dan Ishak (Kej. 28:20).[15]  Dari mimpi Yakub menandakan bahwa ada hubungan yang erat antara sorga dan bumi ; demikin tangga itu menjadi lambang Kristus yang memperbaiki persekutuan antara Allah dan manusia dan membuka langit untuk kita dengan pekerjaanya (Yoh. 1:5). Kekesokan harinya setelah Yakub bangun, ia menjadi sangat takut disertai rasa hormat dengan tidak mngetahui bahwa Allah akan memperlihatkan diri kepadanya. Yakub tau bahwa teristimewa baginya bila Allah manampakkan diri ditempat itu; itulah sebabkan ia menamakan tempat itu pintu sorga. 

            2.4.5.      Yusuf
Yusuf adalah seorang gembala sama seperti saudara-saudaranya yang lain; bedanya dari yang lain ialah bahwa ia lebih disayangi Yakub. Tuhan meminpin hidup Yusuf sampai ke Mesir dan menyertai dia dan melimpahkan kasih-Nya kepada Yusuf.[16] Ketika Yusuf dipenjara ia dipanggil oleh raja Firaun untuk mengartikan bahwa mimpi Firaun mempunyai arti yang istimewa, dimana Allah akan memberitakan kesejahtraan kepada Firaun dan dari mimpi tersebut Ysuf diangkat menjadi penguasa di Mesir. Sejak ia dibawa orang ke Mesir, suatu pengalaman yang pahit dan berat yang terutama menarik hati pada Yusuf ialah ketaatanya kepad Tuhan. Ia berdiri seorang diri ditengah-tengah suatu bangsa yang tidak mengenal Allah, selaku seorang pemuda di tengah-tengah berbagai godaan, tetapi ia percaya kepada Tuhan  dan selalu berjuang  melawan dosa. Ia tetap tinggal sopan, ia tidak angguh oleh karena ia dapat mengartikan mimpi, tetapi selalu mengembalikan segala hormat kepada Allah. Yusuf adalah gambaran Tuhan Yesus, sehabis dihina, ia dihormati, sehabis menderita, ia mendapatkan kesenangan.[17]

2.5. Menurut Para penulis Alkitab 

            2.5.1.      Yohanes
         Cerita tentang pelayanan dan pekerjaan Yesus dihadapan umum dalam injil ini terdiri dari cerita-cerita tanda ajaib dan ucapan-ucapan pengajaran Yesus.  (Yoh. 1:1-2) “pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama  dengan Allah, dan Firman itu adalah Alla, Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah”. Yohanes  menempatkan Yesus dalam  konteks Yahudi, dimana Yesus disebut dengan istilah-istilah Yahud, seperti “Rabbi, Mesias dan Anak Allah”. Injil ini juga menunjuk kepada pengakuan dan berita bahwa Yesus adalah anak Allah yang mengambil bagian dan meneruskan karya Bapa yang juga bekerja sampai hari ini serta berkuasa atas hari sabat. Pemberian makan kepada 5000 orang (Yoh. 6:1-65) menunjukkan bahwa Yesus adalah anak manusia yang memberikan diriNya sendiri sebagaimana dari Allah, yaitu roti hidup yang dari Allah, demikian juga dengan tanda ajaib penyembuhan orang buta  (Yoh. 9:1-41) menunjukkan bahwa Yesus terang dunia yang menerangi kehidupan manusia dan sekaligus menunjukkan keadaan sebenarnya dari manusia itu[18].

            2.5.2.      Paulus
Sebagai ahli kitab, dan terutama karena pertemuanya dengan Tuhan yang mulia, Paulus perlu menghubungkan peristiwa-peristiwa jemaat dengan sejarah keselamatan sebagaimana diketahuinya dari kitab suci dan dari pewahyuan Tuhan. Hal ini bukan karena imanya sebagai seorang Kristen yang berpangkal pada pertemuan pribadi dengan Kristus pada perjalan ke Damsyik, tetapi terutama karena Kristus dilihat sebagai pelaksana karya keselamatan Allah yang sudah diawalai dengan sejarah keselamatan Israel yang begitu berarti bagi Paulus. Dalam (Roma.10:9), Paulus sebagai pengakuan iman yang pertama “Yesus adalah Tuhan”. Selain gelar “Tuhan”, Paulus juga memakai gelar “Anak Allah. Paulus menyebut Yesus “Anak Allah” kalau Yesus dilihat dari sudut Allah, sebagai orang yang datang dari Allah. Yesus disebut Anak Allah karena Allahlah yang mewahhyukan Yesus kepada Paulus.[19]      
         
            2.5.3.      Matius
Gelar yang diberikan injil Matius kepada Yesus ialah Mesias. Mesias adalah anak Daud, tetapi lebih juga dari itu, yakni Tuhan atau penguasa(Mat.1:1,22:41-46).[20] Menurut Matius Yesus melukiskan diriNya sebagai gembala (Mat.26:31) dan Matius juga menggambarkan misiNya dalam hubungan dengan menghimpun domba-domba yang hilang (Mat.15:24). Bahkan Ia datang dan hadir dalam perjamuan bersama dengan para pemungut cukai dan oarang berdosa (Mat.9:10;11:19)[21].
           
            2.5.4.      Markus
Markus menekankan dalam Kitabnya bahwa Tuhan Yesuslah yang pernah hidup dan bekerja didunia ini sebagai manusia ditengah-tengah manusia. Tuhan Yesus inilah yang menderita dan disalibkan. Dan kabar baik mengenai Tuhan Yesus tidak boleh dilepaskan dari kenyatan historis tersebut. Ia menyusuan suatu Kitab, sabda-sabda dan penderiataan Yesus merupakan suatu satu kesatuan, dan keseluruhan ini merupakan injil atau kabar baik tentang Kristus (Mark.1:1). Markus juga menegaskan bahwa Yesus memberi keselamatan bagi orang Yahudi dan bukan Yahudi dan kebutaan kepada murid (Mark.6:6b-8 :26).[22]

2.5.5.      Lukas
Yesus menurut Lukas sangat menekankan kehadiran kerajaan Allah  pada masa kini. Kehadiranya itu telah nyata dalam pelayananNya ditengah masyarakat Yahudi. Orang dibebaskan dari kuasa setan. Namun, walaupun demikian Yesus menurut Lukas tidak mengabaikan kedatangan kerajaan Allah atau lebih tepat pemenuhan kerajaan Allah itu dimasa depan. Akan tetapi pemenuhan kerajaan Allah dalam kemegahan dan kemuliaan masih dinantikan dimasa depan[23].

III.    Kesimpulan
Allah memperkenalkan diri sebagai yang selalu ada, tetapi sebagai yang selalu ada dalam bentuk yang Ia pilih dari waktu kewaktu, yaitu: Allah tidak membatasi diri dengan bentuk Wahyu tertentu atau dalam bentuk yang Ia Inginkan. Para pemikir-pemikir Keristen sepanjang masa sudah berusaha untuk membuktikan keberadaan Allah dan mencoba mendefenisikan siapakah Allah menurut pemikiran mereka.



[1]  Darwin Lumbantobing, Teologi di Pasar Bebas, Pematang Siantar: L.SAPA, 2007, hlm. 133-134
[2]  Darwi Lumbantobing, Op.Cit, hlm. 54
[3]  Dieter Becker, Pedoman Dogmatika: Suatu kompedium singkat, Jakarta: BPK-GM, 2001, hlm. 52
[4]  Henry C. Thiessen, Teologi Sistematika, Malang : Gandum Mas, 2000, hlm. 38
[5]  Dieter Becker, Op. Cit. Hlm. 54-56
[6]  Milne Bruce, Mengenali Kebenaran, Jakarta: BPK-GM, 2009, hlm. 77
[7]  Darwin Lumbantobing, Op.Cit. hlm. 135
[8]  David F. Hinson, Sejarah Israel Pada Zaman Alkitab, Jakarta : BPK-GM, 2004, hlm. 38
[9]  F.I. Bakker, Op.Cit. hlm. 181
[10]  Darmawijaya Pr, Iman Leluhur, Yogyakarta: KANISIUS, 1992, hlm. 25
[11]  F.I. Bakker, Sejarah Kerajaan Allah I, Jakarta: BPK-GM, 2007, hlm. 172
[12]  Darmawijaya Pr, Op.Cit. hlm. 89
[13]  Harun Hadiwijono, Iman Keristen,  Jakarta: BPK-GM, 2009,  hlm. 81
[14]  Damawijaya Pr, Op.Cit. hlm. 81
[15]  H. W.Rowley, Ibadah Israel Kuno, Jakarta : BPk-GM, 2002, hlm. 25
[16]  Snoke I, Sejarah Suci, Jakarta: BPK-GM, 2009, hlm. 55
[17]  Snoke I, Op.Cit. hlm. 216
[18]  S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, Jakarta: BPK-GM, 1994, hlm. 446
[19] Jhon Drane, Memahami Perjanjian Baru:Pengantar Historis Teologis, Jakarta: BPK-GM, 2005, hlm. 109-410
[20] S. Wismoady Wahono, Op.Cit. hlm. 374
[21]  Willy Marxen, Pengantar Perjanjia Baru:Pendekatan Kritis Terhadap Masalah-Masalahnya, Jakarta: BPK-GM,          2006, hlm.182
[22]   Willy Marxen, Op.Cit, hlm.  372
[23]  B.F.Frewes, Satu Injil Tiga Pekabar:Terjadinya dan Amanat Injil-Injil Matius, Markus, Dan Lukas, Jakarta: BPK-GM, 1986, hlm. 38

1 comment:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31, sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 6, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha "

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    ReplyDelete